Home
 
 
 
 
Jeanie : Ada Setan Besar, Tapi Bukan Jokowi & Prabowo

Jumat, 28/09/2018 - 08:12:10 WIB

Jeanie
TERKAIT:
   
 
Kediri - Bukan karena paranoid tetapi melihat kepada situasi yang dirasakan adanya sesuatu gerakan senyap, sebagaimana dirasakan yaitu kuatnya provokasi dan hasutan untuk melakukan gerakan perlawanan terhadap pemerintah yang sah.

Tanda tanda demikian bisa terlihat riaknya sedang menjalar secara diam, seperti halnya aksi-aksi mahasiswa yang tidak dapat dikatakan mewakiki suara mahasiswa.

Jelas bahwa gerakan senyap ini bukan dilakukan oleh Tim Sukses kedua kandidat calon Pilpres 2019 ataupun partai politik peserta Pemilu 2019.

Dapat kita sebut disini pelaku sebenarnya sebagai kelompok Bukan Jokowi dan Bukan Prabowo. Yaitu kelompok yang bisa dikatakan menunggangi dan menodai pesta demokrasi rakyat Indonesia.

Walau gerakan tersebut seakan menguntungkan pihak paslon Prabowo namun jelas tidak demikian, karena sekalipun gerakan aksi senyap tidak pernah ada terlontar dukungan terhadap kubu Prabowo.

Sebagai contoh adanya situs hoax skandal Sandiaga, yang sangat tidak akan dilakukan juga oleh kubu pihak Jokowi karena berbahaya sekali serta mudah ditelurusi siapa pembuat situs tersebut.

Bahwa tampak dan dirasakan seakan adalah dukungan terhadap kubu Prabowo, namun jelas pelakunya bukan bagian daripada Tim Pemenangan Prabowo.

Dimana isu-isu yang viralkan sama sekali berada diluar semua pokok visi-misi kedua paslon.

Sebagai contoh slogan-slogan Anti PKI adalah sangat aneh,  bagaimana mungkin seorang Jokowi itu bisa berlatar belakang pendukung PKI partai terlarang.

Lalu siapakah sebenarnya dibalik gerakan senyap yang sedang berlangsung ini?

Maka yang sangat bisa dengan jelas sekali disebut adalah sepak terjang kelompok HTI yaitu ormas yang sudah dinyatakan ormas terlarang dan anti NKRI, tetapi apakah hanya kelompok HTI saja pelakunya ?

Tentu saja tidak.

Karena ada masih kelompok lain yang bersembunyi dibalik keriuhan acara pesta demokrasi, yaitu kelompok dari orang-orang yang sangat dirugikan oleh berbagai kebijakan Pemerintahan Jokowi.

Kelompok inilah yang lebih berbahaya oleh sebab memiliki sendiri sumber logistik gerakan yaitu hasil daripada kejahatan terhadap nusa dan bangsa Indonesia.

Kelompok yang sangat dirugikan oleh apapun kebijakan pemerintah Jokowi yang Pro-rakyat, terlihat dari hasil kerjanya selama menjabat sebagai Presiden RI.

Kelompok ini juga yang dirugikan oleh tindakan pemerintah membagi bagikan sertifikat tanah rakyat. Karena mereka inilah juga yang menguasai sebagian besar lahan luas yang seharusnya berfungsi sebagai lahan pertanian, lahan perkebunan dsb.

Sehingga pda akhirnya bangsa Indonesia terpaksa harus mengimpor berbagai kebutuhan dasar pangan sampai sekarang.

Mereka juga adalah kelompok yang menguasai perdagangan kebutuhan bahan pokok. Sehingga seorang Buwas yang selaku ketua Bulog sampai berkata keras penghianat bangsa itu "Matamu" yang sebenarnya jelas ditujukan kepada Setan Besar dibalik permintaan impor beras.

Lebih juga hal diatas, kelompok Setan Besar ini juga menguasai sumber energi negara. Hal ini terlihat pada isu kenaikan BBM yang digoreng seakan memberatkan rakyat.

Padahal kita ketahui bahwa sekarang ini dari Sabang sampai Merauke sudah diberlakukan harga sama untuk harga BBM.

Jelas kelompok Setan Besar, Bukan Jokowi dan Bukan Prabowo pelakunya.

Setan Besar inilah yang secara terus menerus melakukan aksi untuk mendelegitimasi pemerintahan yang sah sekaligus untuk menghancurkan NKRI

Tidak hal ini saja ada banyak lagi kerugian yang dialami oleh kelompok Setan Besar. Masih ada banyak lagi bidang lainnya, dapat terlihat pada isu yang diusung oleh aksi-aksi tidak jelas yang tidak mewakili suara rakyat.

Mereka inilah yang sebenarnya terus beraksi memutar balikkan situasi, membuat rakyat menjadi tidak dicerdaskan serta menaikkan tensi hasutan.

Demikian juga dengan situasi kenaikan nilai tukar dolar juga dijadikan alat menyerang pemerintah seakan tidak becus mengelola keuangan.

Padahal sebenarnya yang terjadi bukan turunnya nilai tukar rupiah, tetapi berkurangnya dolar dipasar valas akibat dolar kembali pulang ke Amerika dengan kebijakan Presiden Trump. Sehingga tidak hanya Indonesia tetapi semua negara yang menggunakan dolar sebagai mata uang perdagangan antar negara.

Karena berkurangnya dolar sedangkan permintaan tinggi akan berakibat naiknya nilai tukar dolar. Jadi jelas bukan kesalahannya pemerintahan Jokowi.

Malah semestinya syukur alhamdulillah, harga kebutuhan pokok rakyat tidak naik walau nilai dolar naik. Ini semua tentu akibat pengelolaan yang benar pemerintah dalam tata kelola. Sehingga saat tulisan ini dibuat inflasi selama tiga tahun berada pada angka 3.5% bahkan beberapa terakhir malah deflasi.

Namun tetap saja kelompok Setan Besar terus menerus menghasut dengan kenaikan nilai tukar dolar yang tidak berhubungan langsung dengan kehidupan rakyat, karena harga lebih dipengaruhi oleh besaran inflasi sebagaimana pada medio tahun 1998 tingkat inflasi menyentuh angka 80% waktu itu, kondisi ini semua diselewengkan seakan semua kesalahan pemerintah termasuk hutang pemerintah, yang sebenarnya adalah instrumen keuangan dan bukan kondisi riil.

Sebenarnya penggunaan istilah Setan Besar untuk kelompok penghasut juga kurang tepat. Semestinya kita sebut saja kelompok "Tuyul" lebih sesuai. Tuyul adalah setan anak kecil plontos pencuri uang yang asyik bermain bila menemukan cermin.

Nah memang mirip dengan perilaku kelompok bukan Jokowi dan bukan Prabowo. Karena mereka ini selalu berlindung dari berbagai gerakan ormas HTI sebagai pengecut penghasut.

Karena aslinya ya Tuyul tapi selalu sesumbar omong besar seakan Setan Besar yang menakutkan rakyat.

Kelompok Tuyul ini memang keterlaluan asyik dengan permainan mencuri harta rakyat bangsa Indonesia. Mereka adalah para penghianat negara sejak masa lalu, mereka inilah yang selalu membuat hoax dan manipulasi keadaan yang sebenarnya.

Maka ada baiknya untuk pemerintahan Jokowi, jika tidak ingin diganggu oleh kerumunan Tuyul. Perlu melakukan sosialisasi melalui berbagai media untuk menjelaskan akan situasi yang sesungguhnya.

Karena mereka para penghianat ini sesungguhnya adalah kelompok Orbais yang ingin kembali berkuasa supaya hidupnya aman dari kejaran hukum atas tindak kejahatan penilepan uang negara.

Dimana mereka dengan memakai uang hasil kejahatan melakukan konspirasi bersama para penghianat baru yang merebak seperti jamur akibat "Pembiaran" pada pemerintahan rezim sebelum pemerintahan Jokowi.

Konspirasi simbiosis kejahatan yang terkoordinir dengan rapi dan memanfaatkan peluang demokrasi yang sengaja didorong kepada liberalisme tanpa aturan.

Kelompok kejahatan ini jelas bukan orang-orang Pancasilais. Karena idiologinya tidak lebih kepada idiologi neo kapitalisme yang hanya menguntungkan kelompoknya saja.

Selaku masyarakat seluruhnya, sungguh harus ikut waspadai agar tidak terjerumus pada perpecahan kesatuan bangsa.

Bahwa semua kegaduhan yang terus menerus dibangkitkan adalah ulah kelompok Bukan Jokowi dan Bukan Prabowo.

Karena mereka bergeraknya sangat tidak  konstitusional. Mereka adalah para Tuyul yang seakan adalah Setan Besar, karena memang antek daripada Setan Besar dunia.

Semoga dengan berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Esa sebagaimana isi pembukaan UUD'45 masyarakat Indonesia tetap terus positif bekerja menuju Indonesia Jaya.

Kediri 27 September 2018
(Jeannie.Latumahina)

Sumber : matalensa.co.id
Home