Home
 
 
 
 
Warga Minta Aparat Tertibkan
Jalan Provinsi Riau Becek dan Berlumpur, Akibat Aktivitas Galian C Ilegal

Senin, 18/03/2019 - 16:43:19 WIB


TERKAIT:
   
 


KAMPAR -  Warga Desa Gunung Malelo mengeluhkan jalan raya berstatus jakan provinsi Riau, tepatnya di wilayah Dusun II, Desa Gunung Malelo, kecamatan Koto Kampar Hulu, kabupaten Kampar, berlumpur dan licin, hal itu terjadi diduga akibat beroperasinya aktivitas galian C, quary darat.

Informasi yang dihimpun, pengusaha atau investor galian C atas nama Roni itu sudah beroperasi di Dusun II, Gunung Malelo beberapa bulan lalu. Dan semenjak aktivitas quari tersebut di mulai jalan provinsi Riau ini sangat licin dan membahayakan masyarakat pengguna jalan.

"Sejak beroperasinya aktivitas galian C atau kuary darat yang berada di Dusun II Desa Gunung Malelo beberapa bulan belakangan ini tentunya kami sangat mengeluhkan, karena dampak adanya aktivitas galian C tersebut mobil dump truk pengangkut pasir batu (Sirtu) yang melintasi jalan raya provinsi ini tepatnya berada didepan rumah saya berubah menjadi berair serta berlumpur," ujar salah seorang warga dusun II Desa Gunung Malelo, Edi Syahputra, sambil menunjukan jalan yang berlumpur tersebut, Senin (18/3/2019).

Kepada reportaseindonesia.tv, warga Dusun II itu menuturkan, Sebelum ada aktivitas galian C tersebut jalan provinsi ini mulus dan tidak berlumpur. Namun kata dia, semenjak banyaknya kendaraan truk pengangkut pasir jalan itu kian hari makin mengkhawatirkan.

'Dulu sebelum ada galian C, kami gunakan setiap harinya dan tidak pernah berair serta berlumpur seperti saat ini, namun setelah beroperasinya galian C itu jalan besar yang berada di depan rumah saya ini menjadi berair dan berlumpur," keluhnya.

"Tak hanya jalan tersebut menjadi berair dan berlumpur disepanjang jalan tetapi disaat air lumpurnya kering juga menimbulkan debu hingga masuk kerumah saya," cetusnya.

Lebih lanjut diungkapkan Edi, tak hanya dia yang nengeluhkan kondisi jalan seperti itu, pengendara yang melintas di depan rumah nya pun sering mengeluh akibat jalan becek dan berlumpir tersebut.

"Tentunya bukan hanya warga yang rumahnya di pinggir jalan provinsi ini saja yang mengeluh tetapi para pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat pasti mengeluhkan jalan tersebut karena telah berubah menjadi berair, berlumpur dan berdebu, dan akibat dari debu itu tidak menutup kemungkinan berpengaruh pada kesehatan," bebernya.

Dampak lain dan beroperasinya kuary tersebut, kata Edi, bukan hanya mengakibatkan jalan menjadi berlumpur dan berdebu saja, akan tetapi salah satu titik jalan tepatnya di depan halanan rumah dia mengalami kerusakan.

"Satu titik sudah mengalami kerusakan tepatnya di depan rumah saya, padahal jalan rigit beton itu baru dibangun pada tahun 2017 lalu," sebut Edi dengan nada kesal.

Dia juga berharap kepada investor galian tersebut agar memperhatikan dampak lingkungan akibat dari penambangan tersebut.

Harapan kami tentunya agar pihak terkait mensoroti permasalahan ini serta bagaimana jalan keluarnya. Kepada pihak investor supaya jalan yang saat ini menjadi berair, berlumpur serta menimbulkan debu itu agar dilakukan penyiraman jalan supaya warga dan pengguna jalan tidak lagi mengeluh," tandasnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Gunung Malelo, Hidayat Mathri, S.Pd.I, saat dikonfirmasi via telepon seluluarnya menyebutkan, Investor kuary yang berada di dusun II tersebut membenarkan bahwa pemilik galian C yang saat ini beroperasi atas nama Roni, dan terkait perizinannya sedang diurus.

"Kalau masalah izinnya mereka berkilah bahwasanya izin dari dinas pertambangan provinsi masih dalam kepengurusan dan seperti itulah bahasa mereka," ucap Kades Gunung Malelo.

Saat dimintai tanggapannya terkait keluhan warga akibat beroperasinya galian C tersebut, Dayat mengatakan akan memanggil pengusaha galian tersebut.

"Kalau itu yang menjadi keluhan masyarakat kami akan segera memanggil pengurus kuary supaya dilakukan penyiraman," pungkasnya.

( reportaseindonesia.com)
Home