Home
 
 
 
 
Mahasiswa Meranti Minta Pemda Untuk Tidak Melantik Guntur

Kamis, 27/02/2020 - 08:14:40 WIB


TERKAIT:
   
 
MERANTI - Mahasiswa Kepulauan Meranti yang tergabung dalam forum Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Kepulauan Meranti (IPMK2M) dihebohkan dengan tersebarnya undangan pelantikan Pengurus IPMK2M versi Guntur.

Ternyata issu pelantikan tersebut tidak disambut baik dengan sebagian besar warga IPMK2M, mereka menilai bahwa pelantikan Guntur dapat memicu konflik ditubuh IPMK2M yang belum selesai.

Hal tersebut diungkapkan oleh Miftahul Azhari selaku Ketua Mahasiswa Tebing Tinggi Barat (HIPMA-TTB), yang meminta Pemda agar dapat bersikap arif dalam menyikapi dinamika ditubuh IPMK2M.

"Issu pelantikan Guntur menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa, banyak kawan-kawan yang mempertanyakan keabsahan Guntur sebagai Ketua terpilih, dimana dasar pelantikan tersebut," Ucap Ketua HIPMA-TTB yang akrab disapa Ari.

"Kami meminta pihak Pemda tidak melantik Guntur, kami minta Pemda dalam masalah ini berada ditengah, jangan menunjukkan keberpihakannya kekubu manapun. Semuanya tahu, bahwa hari ini ada 2 versi Ketua terpilih IPMK2M, dan posisi Guntur yang didukung 4 Kecamatan dari 9 Kecamatan tidak cukup untuk mendapat pengakuan dari kalangan mahasiswa. Saya berharap masalah ini kita selesaikan terlebih dahulu," Ujarnya.

"Saya mengajak kepada semua pihak, untuk menunjukkan keberpihakan pada kepentingan Daerah, Masyarakat dan Mahasiswa Kepulauan Meranti secara luas yang diutamakan, bukan semata-mata kepentingan golongan, kelompok, dan hanya untuk memperebutkan kekuasaan. Sehingga mengabaikan kepentingan yang lebih luas," Tambahnya.

Menurut keterangannya, hingga saat ini mereka 5 Kecamatan masih menginginkan permasalahan dualisme ini untuk diselesaikan terlebih dahulu, dan menolak pelantikan yang akan berlangsung pada hari ini.

Untuk diketahui, bahwa hasil Kongres IPMK2M Ke V di Pekanbaru beberapa waktu lalu, menghasilkan kontroversi didalam tubuh paguyuban Mahasiswa, karena adanya 2 (dua) versi kepengurusan tersebut, yakni versi pertama Guntur dkk yang didukung oleh 4 Kecamatan, yang berhasil unggul 1 suara dalam kongres yang dilaksanakan di Hotel mona, dan Kongres berjalan baik hingga akhir. Versi ke 2 (dua), kelompok Fahmi yang mendapat dukungan dari 5 Kecamatan, yang unggul secara aklamasi dalam pemilihan yang dilaksanakan di Asrama Mahasiswa. Setelah Fahmi dan kawan-kawan menemukan bukti kecurangan, yang dilakukan oleh salah seorang peserta delegasi dari salah satu Kecamatan pada saat kongres yang berlangsung dihotel Mona. Berangkat dari sana, kubu Fahmi mempertanyakan keabsahan hasil kongres yang diduga diwarnai dengan kecurangan oleh salah satu Kecamatan peserta kongres.

Yang akhirnya, membuat kelompok Fahmi menuntut keadilan pada SC, karena permasalahan tersebut tidak tertuang secara detail didalam Ad/Art organisasi, sehingga SC berinisiatif untuk menyelesaikan aduan tersebut didalam sebuah forum yang dihadiri oleh pengurus mahasiswa 9 Kecamatan. Dari forum yang dihadiri oleh 9 Kecamatan tersebut diputuskan bahwa mendiskualifikasi 1 Kecamatan tersebut dan dilakukan pemilihan ulang.

Hasil putusan tersebut tidak disepakati oleh 4 Kecamatan yang disinyalir pendukung Guntur, dan mereka memilih WO, namun peserta yang hadir merasa forum tersebut telah kuorum, maka dilanjutkan dengan dilaksanakannya Kongres luarbiasa untuk melakukan pemilihan ulang, dengan hasil Fahmi dinyatakan terpilih secara aklamasi. (MBS***)
Home