Home
 
 
 
 
PENYIDIK TIDAK MENGGUNAKAN AZAS PRADUGA TAK BERSALAH ?
Gawat.......Penyidik Menyiksa Setiap Orang Yang Dicurigai Pelaku Pembunuh Br.Marpaung

Minggu, 15/05/2016 - 12:48:16 WIB

Erik Manalu ( baju kaos belang biru) Defirman Ndraha ( Baju Coklat ) ketika diwawancari oleh Zonariau.com di Rumah Erik Manalu di KM.32 Desa Pauh ( Libo) Bonai darussalam. Sabtu 14/05/2016
TERKAIT:
   
 
ZONA RIAU. COM - Rokan Hulu - Pengungkapan kasus terbunuhnya Junjungan Br Marpaung yang tewas  dirumahnya di Km.32 Desa Pauh Bonai darusalam, pada 05 April 2016 sekitar pukul 13 .wib nampaknya sangat subjektif dan terkesan sangat kejam dan cenderung melanggar HAM.

Sebagaimana diberitakan oleh beberapa media akhir-akhir ini bahwa salah satu pelaku atasnama Adive Hulu ( 17 tahun )  telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Namun dibalik penetapan AH sebagai tersangka ada kisah yang cukup membuat keluarga Adive hulu dan seluruh orang-orang yang pernah di ciduk dan diperiksa dalam kasus yang menggegerkan Desa Pauh Kecamatan Bonai darusalam Kab.Rokan Hulu ini.

Pantauan team zonariau.com dilapangan menenukan data bahwa semua yang diperiksa dalam kasus ini dihajar dan dianiaya oleh oknum penyidik polsek Bonai Darusalam.

Seperti yang dialami oleh Erik Manalu warga Km.32 desa Pauh yang merupakan tetangga dari korban diciduk bersama tantenya dan bapak seven Nainggolan tetangga depan rumahnya.

Erik menuturkan bahwa ia dan tantenya diciduk pada hari Jumat 06/05/2016 sekitar pukul 20.00 Wib, Ketika tiba di polsek Bonai darussalam di Sontang ia mengaku di pukulin oleh penyidik. "Saya di interogasi sambil dipikulin , kepala saya , muka saya habis ditendangi, saya dipaksa mengaku, karena saya tidak juga mengaku maka saya disiksa sampai-sampai saya disuruh menggigit sandal saya,setelah mereka capek mukulin saya lalu saya dijebloskan kedalam sel,"ucapnya geram.

Erik menambahkan bahwa menurut polisi dia diciduk karena ada yang sms kepada Pandiangan ( suami korban) bahwa pelaku pembunuhan itu adalah tetangga mu sendiri.

Sementara Tante Erik yang turut diangkut polisi malam itu langsung pingsan di kantor polisi karena darah tingginya kambuh. " Kalau saya tak di interogasi bang, karena saya setibanya di Polsek saya pingsan, darah tinggu saya kambuh karena saya syok....kenapa kami diciduk malam-malam tanpa adanya surat panggilan,"ucapnya.

"Kami diantar pulang pada Sabtu sekitar pukul 15.00 , setelah penyidik sdh kehabisan akal memaksa saya mengaku," ungkap Erik.

Baik Erik maupun tante dan pamannya sangat kecewa perlakuan oknum-oknum penyidik polsek dan polres rokan hulu. " Mereka sangat kejam......mereka menganggap kami bukan manusia," ucap Erik yang masih berkoordinasi dengan keluarganya dalam hal membuat pengaduan atas apa yang mereka terima dari polisi.

Sementara Tito Gea dan anaknya Syukur Gea juga yang dicurigai oleh Pandiangan ( Suami korban ) sempat di tangkap oleh polisi dirumahnya di perkebunan PT.Raka. Hal yang sama halnya juga  dialami oleh Tito Gea dan anaknya syukur Gea, mereka berdua dipukulin saat interogasi berhari-hari. Namun setelah tidak ada pengakuan kedua nya akhirnya dilepas.

Informasi yang di dapat dari masyarakat bahwa Pandiangan ( suami korban) menaruh curiga kepada Tito Gea, Syukur Gea ( anak Tito) , Adevi Hulu ( menantu Tito )  karena pada bulan April yang lalu. Tito Gea sempat hendak menjual pupuk yang diduga diambil dari pupuk milik perusahaan tempat meraka bekerja oleh Tito Cs.

Namun saat itu diam-diam Pandiangan menghubungi pihak perusahaan tempat Tito Gea bekerja lalu pihak perusahaan datang dan membawa Tito Gea CS ke kantor perusahaan dan menghukum Tito Gea CS dengan memecatnya dari perusahaan itu.

Hal inilah yang membuat Pandiangan mencurigai dan menduga adanya unsur sakit hati dari Tito Gea Cs sehingga tega menghabisi istrinya.

Satu lagi Defirman Ndraha yang disiksa juga oleh penyidik polsek Bonai darusalam , mengaku ditangkap dirumahnya di barak PT. Surya Dumai ex PT.Raka pada hari Selasa 10 Mei 2016. Ia ditangkap seitar pukul 15.00 Wib lalu diajak keliling sampai ke duri.

Namun diperjalanan itu ia mengaku di pukulin oleh oknum bernama YN dan teman2 nya. Pukulan-pukulan keras itu dia terima saat berada didalam mobil. "Saya dihajar didalam mobil , muka saya ditinju berkali kali, dada saya dan punggung saya di injak-injak," katanya sambil menunjukkan pinggir mata kanannya yang masih biru akibat di tinju oleh oknum bernama YN.

Setibanya di polsek pagi Rabu sekitar pukul 03. Wib ia langsung di jebloskan ke dalam sel. lalu hari rabu siangnya ia kembali di interogasi dan di paksa mengaku sebagai pelaku atau mengetahui siapa pelaku pembunuhan br.Marpaung ini, namun Defirman tetap tidak mengakui alhasil ia  tendangi serta di tinju berkali kali oleh okum YN.

"Apa yang harus saya akui pak...karena saya taidak tahu siapa pelakunya," ucap Defirman kepada oknum penyidik trsebat sambi menahan rasa sakit.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kapolsek Bonai darusalam Ipda Ali Amran mengatakan bahwa perkara ini telah dilimpahkan ke polres jadi silahkan langsung ke Pak kapolres atau ke Pak Kasatreskrim," ucapnya.( Herman.Z/Efi).***

Baca juga : Defirman Ndraha Salah Satu Korban Kekejaman Penyidik, Melapor ke Propam








Home