Home
 
 
 
 
Dana Sumur Bor Mau Dialihkan ke Box Culvert Warga Protes ke Penghulu

Sabtu, 16/09/2017 - 09:46:02 WIB

Pertemuan antara Pjs Kades Makmur dengan para utusan warga yang mengingikan subur bor tetap dilanjutkan.
TERKAIT:
   
 
BAGAN SINEMBAH - Wacana pengalihan proyek sumur bor ke proyek pembangunan box culvert yang akan dialihkan oleh Pjs Kepala Desa (Kades) Bakti Makmur dikhawatirkan tidak tercapai karena jabatan Pjs Kades sudah diambang pintu.

Pantauan wartawan zonariau.com Jumat (15/9) sekira pukul 09.00 wib, beberapa tokoh masyarakat mendatangi kantor Kepenghuluan (Desa) Bakti Makmur pada Diantaranya, Mbah Ompong, Wak Demo, Purwoto dan Suroyo menemui Datuk Penghulu (Kepala Desa) untuk menyampaikan keberatan masyarakat gang Damai.

Kepada wartawan, Purwoto mengatakan, tujuan ia dan tokoh masyarakat menemui Pjs Datuk Penghulu meminta agar pembangunan sumur bor terus dilanjutkan. Karena, sumur galian milik masyarakat airnya hanya bersumber dari air hujan.

" Tadi malam pas wirid yasin, kepala Dusun menyampaikan kepada Masyarakat bahwa sumur bor dialihkan untuk pembangunan box culvert. Nah. itulah yang perlu kita sampaikan kepada Datuk Penghulu agar tidak dialihkan proyek sumur ini untuk pembangunan box culvert," Jelasnya Purwanto.

Purwanto mengatakan, rencana awal dana desa itu diperuntukkan untuk sumur bor dan di bangun di lokasi gang Damai, Dusun Bakti yang kebetulan kebutuhan air untuk warga hanya bersumber dari dari air hujan.

Dengan inilah alasan utusan warga ini untuk menanyakan langsung kepada Pjs Datuk Penghulu agar sumur bor tersebut tetap dilanjutkan. Dalam pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat ini menjamin dan jika air tidak keluar dari sumur bor, para pekerja tidak akan menuntut jasa kepada pihak Desa.

Namun begitu, jika air tidak keluar, sebagai alternatif lain menurut Purwoto, ada warga diluar Dusun Bakti Karya, tepatnya warga pasar dua Dusun Bakti, rela menghibahkan tanahnya untuk pembangunan sumur bor yang diperuntukkan khusus warga gang Damai tersebut. "Untuk pendistribusian, warga gang Damai siap menangunggnya. Kan, kalau itu jauh dari gang Damai, mau tidak mau kami upayakan ketimbang setiap dua hari sekali kami beli air bersih senilai Rp 50 ribu," kata Purwoto lagi.

Pjs Datuk Penghulu Makmur membantah bahwa sumur bor yang akan dibangun di gang Damai dialihkan ke box culvert. Menurutnya, melalui kepala dusun untuk bertukar pikiran dengan masyarakat bahwa sumur bor dibuat membutuhkan waktu yang lama.

"Sementara saya bertugas disini sampai bulan Desember mendatang, artinya tiga bulan dari sekarang. Kalau dilihat dari pengalaman waktu pengeboran sumur di Mesjid Al Iklas simpang ompong membutuhkan waktu yang cukup lama, kalau tidak salah mencapai 1 tahun, karena lewat dari pasar dua ini kesana (menuju gang Damai hingga ke arah Tanjung Medan, red) sulit mendapatkan air dan kedalaman sumur mencapai hingga 160 meter. Takutnya, habis masa jabatan saya, proyek belum siap juga, sementara saya yang bertanggung jawab," Jelas Makmur.

Oleh karena permintaan masyarakat yang diwakili oleh tokoh masyarakat tersebut, Makmur akhirnya siap mengalokasikan dana untuk pembangunan sumur bor di gang Damai tersebut dengan catatan, rampung sebelum masa jabatannya habis. "Namun begitu pun, nanti akan kami rembukan dahulu dengan BPKep (Badan Permusyawarahan Kepenghuluan), kalau pun tidak bisa, alternatif kedua juga bisa nanti kita ambil," pungkasnya lagi.

Sebelumnya, menurut pengakuan Suroyo, ia juga telah berupaya menanyakan langsung kepada Datuk Penghulu selama kurang lebih satu bulan belakangan ini terkait rencana pembangunan sumur bor yang tidak kunjung direalisasikan. Namun hingga malam kemarin waktu wirid yasin, kepala dusun malah mengumumkan kepada masyarakat bahwa sumur bor dibatalkan dan dialihkan untuk pembangunan box culvert.

"Kata Penghulu, tunggu BPKep lah, tunggu Kadus lah untuk mendiskusikan hal itu. Tahu-tahu, Kadus mengumumkan dibatalkan, bukan saya saja yang kecewa, tapi warga gang Damai lainnya," ujar Suroyo didepan Makmur yang saat itu berkilah bahwa ketua BPKep ada urusan diluar sehingga belum ada waktu untuk mendiskusikan hal tersebut.

Usai pertemuan tersebut, salah satu tokoh masyarakat, Mbah Ompong, yang mana namanya disematkan menjadi nama simpang yakni simpang ompong di wilayah Kepenghuluan tersebut membantah bahwa pembangunan sumur bor di mesjid Al Iklas Simpang Ompong dikerjakan hingga mencapai waktu 1 tahun. "Tidak benar itu, apa mungkin selama 1 tahun kerja tukang sumur bor hanya 1 itu saja yang dikerjakan, ya pasti tekor untuk menutupi biaya hidup keluarganya. Kalau itu, saya tahu betul itu, cuma sebentar itu pembangunan sumur bor tersebut," tandas Mbah Ompong diaminkan Wak Demo. (Alpian)
Home