Home
 
 
 
 
Metode Pembuatan Vaksin Sinovac Diklaim Teruji Puluhan Tahun

Kamis, 21/01/2021 - 23:44:04 WIB


TERKAIT:
   
 
ZONARIAU.COM - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Cissy Kartasasmita mengatakan Vaksin bisa diibaratkan seperti pelatih kekebalan tubuh agar mampu menghadapi serangan musuh di masa yang akan datang.

Vaksin akan melatih secara spesifik sesuai musuh atau penyakit yang akan dihadapi. Sebagai sebuah produk biologis, vaksin dikembangkan dan diuji dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah, termasuk dalam pembuatan vaksin Covid-19 untuk warga Indonesia bersama Sinovac.

Cissy menjelaskan bahwa dalam pengembangan suatu vaksin dimulai dari mencari antigen, yaitu menentukan dulu bagian atau partikel virus mana yang paling baik untuk dibuat vaksin.

"Pertama tama, ditemukan dulu antigennya. Sesudah ketemu, baru bisa memilih platform vaksin apa yang akan dibuat dari antigen tersebut. Vaksin tersebut bisa dibuat melalui bermacam-macam teknologi tentunya," ungkapnya lewat keterangan tertulis, Kamis (21/1).

Terkait teknologi pembuatan vaksin, Hariadi Wibisono, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), mengungkapkan bahwa salah satunya adalah vaksin yang dibuat dari virus yang dilemahkan.

"Itu yang disebut inactivated virus. Itu virus yang tidak berdaya tapi bisa merangsang antibodi dalam tubuh," jelasnya.

Cissy dan Hariadi sepakat bahwa vaksin COVID-19 yang sudah dimiliki Indonesia, yaitu Sinovac, dibuat dengan metode inactivated virus. Metode pembuatan vaksin asal China itu sudah familiar di Indonesia. Adapun Indonesia juga telah memiliki pengalaman berpuluh tahun untuk membuat dan mengelola vaksin dengan model seperti itu.

Pakar imunisasi, Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan Indonesia sudah sejak tahun 1970-an berpengalaman menyelenggarakan imunisasi pada anak, melalui Program Imunisasi Nasional, dan sudah berpengalaman melaksanakan program imunisasi masal, seperti sekarang.

Indonesia juga sudah terbiasa menggunakan vaksin dengan metode sejenis dan telah terbukti menyelamatkan jutaan masyarakat Indonesia. Beberapa contoh jenis vaksin yang menggunakan metode seperti ini dan sudah puluhan tahun dipergunakan di Indonesia adalah vaksin polio suntik dan influenza.

Berangkat dari fakta itu, Hariadi yakin Indonesia sudah siap dan memiliki pengalaman.

Dari sisi distribusinya jika harus dijaga dengan suhu 2-8 derajat Celcius, infrastruktur vaksin Sinovac sudah siap baik di puskesmas maupun dinas kesehatan provinsi.

Fasilitas pelayanan kesehatan sudah punya yang namanya rantai dingin tadi, lemari es yang mampu menjaga suhu 2-8 derajat Celcius sehingga tidak perlu investasi tambahan untuk mengelolanya.

"Ini menjadi modal dasar untuk menggunakan inactivated virus produksi Sinovac yang lebih mudah dan cocok dari sisi infrastruktur," kata Heriadi.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany meminta semua pihak harus bisa memanfaatkan produksi dan distribusi Sinovac. Ia kemudian memberi analogi 'start with low hanging fruit'.

"Kalau kita ambil makanan, ambil yang sudah dekat, jangan yang jauh-jauh. Jadi apa yang kita punya, kita punya Sinovac, lakukan dengan Sinovac. Tapi jangan kemudian lengah, yang lain juga boleh disiapkan," tegas Hasbullah.

Vaksin corona Sinovac telah memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang membuktikan vaksin tersebut aman. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah memberikan sertifikasi halal bagi vaksin asal Sinovac tersebut.

Selain dari Sinovac, Pemerintah juga sudah sepakat dengan produsen vaksin lainnya seperti Astra Zeneca, Novavax, Moderna, dan Pfizer BioNTech untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi COVID-19 di Indonesia untuk mencapai kekebalan kelompok .***

Sumber : gardasatu.com
Home