Home
 
 
 
 
Oknum Ormas Pemuda Terlibat Pengeroyokan, Korban Minta Laporan Segera Ditindaklanjuti

Sabtu, 27/02/2021 - 09:53:15 WIB


TERKAIT:
   
 
ZONARIAU.COM | PEKANBARU  – Korban penganiayaan berat (Pengeroyokan), Fao’Aro Gea (56) warga Jalan Siak II RT 001 RW 002 Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru berharap Polresta Pekanbaru melalui Polsek Rumbai segera menindaklanjuti laporannya. Pasalnya, korban sudah setengah bulan (14/02/2021) melaporkan kasus dugaan penganiayaan berat terhadapnya.

Kepada media, Jum’at (26/02/2021) korban menceritaka, laporan ia adukan pada 14 Februari 2021 lalu dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) dengan Nomor: STPL/39/II/2021/RIAU/POLRESTA PKU/SEKTOR RUMBAI, sedangkan Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan (SP2HP I), No. B/46/II/2021/Reskrim Tanggal 15 Februari 2021.

“Sudah Saya terima SP2HP I laporan pengaduan Saya ke Polsek. Saya hanya berharap laporan pengeroyokkan terhadap saya jangan ada rekayasa para oknum yang berpihak dan berkepentingan. Saya berharap kalaulah boleh segera ditindaklanjuti oleh penyidik,” kata korban kepada Wartawan, Jumat (26/02).

Pada Wartawan korban menjelaskan, aksi penganiayaan berat ini bermula ketika warung tempat jual daging babi hutan (Gondit) milik ibu Teleng boru Hasibuan didatangi Fa’aro Gea (korban-red) hendak membeli daging segar gondit yang rencana dibawanya sebagai oleh-olehnya untuk keluarganya yang ada di daerah Troganda. Namun karena uang yang dibawa tidak cukup, Faoaro Gea kembali kerumahnya yang hanya berjarak dari rumah pemilik warung sekira 25 meter.

“Waktu itu sekira jam 3 pagi, diwarung daging gondit milik ibu Teleng Hasibuan itu sedang ada yang memotong-motong daging nketika  Saya  ke warung itu hendak  membeli sebanyak 8 kilo,” jelas Faoaro Gea.

Dikatakan Faoaro Gea (korban), “Karena harga daging yang sudah terlanjut dikilo seberat 8 kilo dan harga totalnya sebesar Rp240 ribu rupiah, uang yang saya bawapun hanya ada Rp200 ribu rupiah, sehingga saya  balik ke rumah untuk menjemput uang Rp40 ribu lagi untuk mencukupi harga daging (gondit) yang diminta sebesar Rp240 ribu rupiah,” urai Faoaro Gea.

Tak lama kemudian terang Faaro Gea (korban), “Suami Ibu Teleng Hasibuan bersama temannya datang menendang pintu rumah kami, langsung memukul saya dan menarik saya dari dalam rumah. Setelah saya ditarik dan dibawa keluar rumah, saya dikeroyok pakai kayu yang sebagian kayunya ada paku sama puluhan orang temannya suami ibu Teleng Hasibuan itu, dan saya pun diikat dan disiksa mereka," papar Faaro.

Tak sampai disitu, sebagian dari mereka pelaku mengatakan, kau harus kenal siapa kami ya. Kami ini dari PBB kau disini jangan macam-macam. Bahkan waktu saya masih diikat dengan tali dan dipukul sama mereka, ada polisi dari Polsek yang melihat. Bahkan, pak polisi itu yang meminta Saya buat laporan ke Polsek dan Sayapun ada dibawa ke rumah sakit untuk divisum,” kata korban.

“Saya berharap lanjut korban, agar Bapak, Ibu Kapolsek atau Bapak Kapolres Pekanbaru menanggapi laporan Saya,” pintanya.

Korban juga sempat dirawat meski dirumah dan tak bisa bekerja sebagai pemulung lantaran mengalami banyak luka, telinga mengeluarkan darah, betis dan badan akibat hantaman kayu yang terpasang paku. Bahkan ia mengaku mengalami sesak napas, pusing dan mual. “Saya baru mulai bergerak,” kata korban sembari menunjukkan bekas infus dan sejumlah luka di tubuhnya dan salah satu bagian kaki masih terlihat bengkak dan luka.

Kapolsek Rumbai, AKP Viola Dwi Anggreni, SIK, saat hendak dikonfirmasi Wartawan dikantornya, Kamis (25/02/2021) tak berada ditempat. Namun penyidik, AIPTU Jhon F Gultom kepada Wartawan menerangkan “Sesuai keterangan yang dimintai kepada saksi, korban hendak membeli daging (Gondit). Daging saat di timbang atau di cincang, korban tiba-tiba membuka celana. Lalu pemilik Warung teriak karna korban membuka celana. Spontan warga datang ramai-ramai. Saat itu juga korban dikeroyok pelaku. Korban mencoba melarikan diri dirumah namun dihadang dan pukul,” kata Aiptu Jhon F Gultom.

Dikatakan Aiptu Jhon F Gultom, “saksi sudah ada yang diperiksa 9 orang, dan untuk idetintas pelaku sudah dikantongi berdasarkan keterangan saksi 4 orang, yang 3 orang pelaku nama inisial sudah dapat, pelaku yang satu adalah suami istri dari pemilik warung,” ujarnya.

Sambung AIPTU Jhon F Gultom, “Perkembangan kasus pengeroyokan sudah lidik, dilakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada pelaku. Setelah kita panggil 1 sampai 2 kali tidak menghadiri panggilan, kita akan melakukan penjemputan secara paksa. Kita meyakini para pelaku tidak akan melarikan diri, karna para pelaku jelas statusnya,” jamin AIPTU Jhon F Gultom.

Salah seorang warga Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai, Sianturi yang mengaku pada Wartawan ada saat Faoaro (korban) diikat dan disiksa oleh banyak pelaku menyebutkan, “Maunya para pelaku pengeroyokan bapak tua itu ditangkap semua. Karena mereka (Pelaku) setelah gabung di organisasi kepemudaan itu, lagak mereka luar biasa. Apalagi saat kejadian pagi itu, ada juga polisi dari Polsek termasuk kami yang hadir saat itu menanyakan sama ibu Teleng itu memangnya Bapak ini ada ngapain-ngapai Ibu tadi. Lalu ibu Teleng itu jawab, gak ada. Saya hanya melihat kalau dia mau memegang Saya,” katanya.

Sehingga saat itu atau pagi itu, Ibu Teleng justeru meminta bapak itu agar orang yang hadir dan para pelaku dikasih makan sama Bapak yang dikeroyok dan diikat.

“Saya juga berharap agar kasus itu ditindaklanjuti, apalagi kita disini itu sama-sama perantau. Harta gampang dicari, tapi persahabatan sesama perantau itu mahal,” ujar Sianturi. (red)
Home