PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyebutkan bahwa peran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) sangat diperlukan dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Riau.

Itu karena peran TP PKK merupakan garda terdepan dalam membantu pemerintah untuk menekan angka kematian ibu, anak, dan bayi, termasuk juga menurunkan kasus balita gizi buruk dan stunting.

"Peran TP PKK sangat diperlukan dalam menurunkan angka stunting," kata Gubri dalam acara Mencanangkan Gerakan TP PKK Provinsi Riau dalam Menurunkan Angka Stunting Tahun 2021 di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (23/6/2021).

Selain itu, dengan memiliki kader hingga ketingkat terkecil, TP PKK juga merupakan salah satu gerakan sosial kemasyarakatan yang dinilai memiliki potensi luar biasa dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di Bumi Melayu Riau.

Melihat data survei status gizi balita Indonesia 2019, prevalensi stunting di Provinsi Riau adalah 23,7 persen, angka tersebut kata Gubri turun dibandingkan tahun 2018 yaitu 27,4 persen. Namun, menurut WHO angka itu masih menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat karena masih di atas 20 persen.

Meski demikian, untuk menuntaskan stunting di Provinsi Riau, Gubri mengatakan ada beberapa pilar yang harus diyakini diantaranya komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi serta kegiatan pencanangan gerakan TP PKK.

"Dalam menurunkan angka stanting, mari kita bangun komitmen bersama dan tingkatkan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan konvergensi percepatan gerakan stunting antara Pemerintah Provinsi Riau dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pihak swasta serta seluruh komponen masyarakat," ajaknya.